TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan kesehatan saat ini berjuang menemukan obat-obatan untuk mengobati COVID-19 yang masih menjadi pandemi. Obat Malaria, HIV dan hipertensi dikembangkan untuk melawan SARS-CoV-2 karena menjanjikan hasil positif, walau ketiga penyakit itu tidak memiliki kesamaan dengan novel virus corona.
Berikut obat-obatan yang diduga efektif melawan COVID-19 seperti dilansir Laman Los Angeles Times, Sabtu 21 Maret 2020:
Klorokuin Klorokuin merupakan versi sintetis kina, yakni senyawa alami yang diekstrak dari kulit pohon kina sejak awal tahun 1600-an. Obat ini digunakan pasien malaria selama beberapa abad. Cara kerja obat ini memperlambat replikasi virus memasuki sel, kata ahli mikrobiologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine, Karla Satchell.
Untuk melawan malaria, penting untuk meracuni sistem pencernaan beberapa parasit darah dalam genus Plasmodium yang disebarkan ke manusia melalui nyamuk yang terinfeksi. COVID-19 disebabkan novel virus corona, bukan parasit. Para peneliti berhipotesis klorokuin bisa membantu pasien memperlambat penyebaran virus.
Klorokuin membatasi kemampuan virus menggunakan ruang dalam sel (disebut vakuola) untuk masuk ke dalam targetnya. Anggap saja sebagai "ruangan" di dalam tubuh sehingga memberikan waktu bagi sistem kekebalan tubuh untuk mengejar ketinggalan.
Uji klinis dilakukan di Cina untuk menguji kemanjuran klorokuin terhadap virus corona baru hasil awal menunjukkan potensi mengurangi tingkat replikasi virus. Klorokuin diketahui aman untuk manusia (meskipun bisa mengakibatkan keracunan pada tingkat overdosis). Dalam penelitian praklinis, obat ini terbukti efektif melawan infeksi virus seperti sindrom pernapasan akut (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) dan HIV.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan COVID-19, Achamd Yurianto menegaskan, klorokuin digunakan untuk membantu penyembuhan penyakit yang disebabkan virus corona baru, bukan pencegahan infeksi COVID-19. Dia meminta masyarakat tidak membeli atau menyimpan obat ini karena tergolong obat keras dan harus menyertakan resep dokter.
Hidroksiklorokuin Obat ini metabolit obat malaria yang berpotensi mengobati penyakit autoimun tertentu seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Para ilmuwan berpikir obat ini bekerja dengan mengganggu komunikasi antar sel dalam sistem kekebalan tubuh. Dokter sedang mengujinya pada pasien COVID-19. Mereka berteori, jika klorokuin bermanfaat, maka hidroksiklorokuin mungkin juga dan hasil laboratorium baru-baru ini tampaknya mendukung teori ini.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya
5 jam lalu
Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya
Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
2 hari lalu
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.
BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia
3 hari lalu
BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia
Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.
Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji
4 hari lalu
Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji
Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.
7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji
4 hari lalu
7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji
Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
6 hari lalu
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
13 hari lalu
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?
15 hari lalu
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
15 hari lalu
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
22 hari lalu
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.